Asah Selera Humoris Anak Agar Lebih Percaya Diri


Memiliki anak yang humoris pasti sangat menyenangkan. Anak tidak hanya disukai saat berada di lingkungan keluarga, tapi juga menyenangkan di pergaulannya. Anak-anak yang memiliki rasa humoris sejak kecil akan mampu mengatasi masalah lebih baik di kemudian hari.
Berdasarkan teori dari Allan Reiss, MD., seorang profesor psychiatry and behavioral sciences di Stanford University School of Medicine, humor merupakan komponen penting dalam kesehatan secara medis maupun emosional, memelihara hubungan dan mengembangkan fungsi kognitif.

Ada beragam dampak positif dari humor yang bisa dipetik oleh anak-anak, diantaranya adalah humor dapat memberikan pengaruh positif dalam perkembangan emosi, sosial dan kesehatan. Pengaruh positif tersebut tentu saja akan membantu anak untuk lebih percaya diri saat bergaul, dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua.
Anak-anak dengan selera humor yang berkembang baik akan tumbuh sebagai anak yang bahagia, optomis, memiliki self-esteem yang tinggi serta mampu menerima perbedaan dengan baik. ”Bagi anak-anak yang memiliki selera humor yang kuat dapat membuat mereka untuk lebih tangguh (resilient),” papar psikolog Regina Naisa Pohan, M.Psi., seperti dikutip dari tabloidnova.com.
Selain itu, anak dengan selera humor yang baik juga akan dapat menghargai dan mampu berbagi humor, lebih disenangi oleh teman-teman sebayanya dan akan mampu menghadapi tantangan, misalnya ketika diganggu oleh temannya atau beradaptasi dengan lingkungan baru. 
 Selera humor sebenarnya dapat diasah sejak usia dini. Tentu saja peran orang tua sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan selera humor tersebut.
Pada dasarnya humor adalah bagaimana membuat sesuatu itu menjadi lucu dan menyenangkan. Selera humor yakni bagaimana kita dapat mengetahui bahwa sesuatu itu dianggap lucu atau menyenangkan.
Orang tua diharapkan menjadi role model yang baik bagi anak. Orang tua juga harus menumbuhkan selera humor dalam diri masing-masing.
Hal ini dapat dilakukan dengan terlibatnya pada aktivitas yang dapat menumbuhkan selera humor melalui menonton film atau membaca buku berbagai jenis komedi dan sebagainya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan selera humor yang baik pada anak-anak:

1. Tertawalah bersama saat anak menceritakan leluconnya.
2. Pastikan bahwa kita mempunyai waktu untuk menceritakan lelucon-lelucon kepada mereka. Hal ini menjadi panutan bagi mereka untuk melakukan hal yang sama.
3. Fasilitasi kebutuhan humor mereka dengan menyediakan buku-buku humor, buku bergambar yang lucu, serta film-film jenaka yang mampu mengembangkan rasa humor mereka.
4. Ajari anak untuk mengenali dan mengetahui lelucon yang mengandung unsur tidak baik/tidak sopan adalah tidak lucu. Dan ajari juga mana waktu dan tempat yang sesuai untuk menceritakan lelucon. Misalnya, tidak melucu pada acara keagamaan.
5. Ciptakan suasana rumah menjadi tempat yang nyaman bagi anak untuk membangun rasa percaya diri.
6. Bila anak mengulang-ulang lelucon yang sama dalam beberapa waktu, usahakan untuk tetap memberikan respons yang diharapkannya. Hindari untuk menolak lelucon yang diceritakannya. Hal ini membantunya untuk merasa nyaman dan percaya diri menceritakan lelucon yang dimilikinya.
7. Bila kita mendengar lelucon anak yang sebenarnya tidak tepat/mengandung kata-kata kasar atau ejekan, sebagai orangtua, sebaiknya kita tidak langsung menghentikan lelucon tersebut. Kita tunggu beberapa saat setelah ia mengatakan leluconnya dan mulai menjelaskan ketidaktepatan lelucon yang diutarakannya dan memberikan contoh/memintanya untuk mencari lelucon lain yang lebih baik.
 Permainan Jenaka
Ada beberapa permainan sederhana yang dapat kita lakukan bersama anak untuk menumbuhkan selera humornya, di antaranya adalah:
1. Merayakan hari yang berhubungan dengan keriaan, seperti memanfaatkan tanggal 1 April sebagai hari untuk bercanda dengan anak dan seluruh anggota keluarga. Tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya di hari lain yang direncanakan sebelumnya sebagai hari bercanda.
2. Menyanyikan bersama lagu-lagu dengan mengubah kata atau kalimat/liriknya atau menyuarakan dengan suara yang lucu, sehingga memancing anak untuk tertawa.

3. Menceritakan cerita yang lucu yang kita alami. Hal ini dapat dilakukan pada saat makan malam bersama atau pada saat berkumpul bersama.
4. Bersama memilih dan menonton film komedi. Kita sebagai orangtua dapat membantu anak untuk mengenali dan mengajarkan perkataan-perkataan lucu yang bisa/tidak diterima oleh masyarakat. Serta bentuk kata/tindakan kasar yang harus dihindari.
5. Bersama membaca buku-buku yang lucu. Tertawa bersama ketika membaca bagian yang lucu. Hal ini akan membantu anak mengidentifikasi humor dan mengajak mereka untuk tertawa lepas. (Bunga Kusuma Dewi)

Sumber: Sahabat Keluarga
0
Tags

Post a Comment

0Comments

Tinggalkan Pesan Buat Kami

Post a Comment (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !